Pusat Cahaya
“Adakah tugas hidup manusia yang lebih utama selain membangun kehidupan dalam kebersamaan yang berlandaskan welas-asih,,, ?”
Jika ada, maka ia telah menyembah sesuatu yang ada di luar dirinya dan tersesatlah ia sejauh-jauhnya.
Menyembah adalah “tunduk dan hormat” yang maknanya setara dengan
“saling menghormati dan menghargai” dalam posisi dan tugasnya
masing-masing sebagai utusan yang dihadirkan oleh Yang Maha Kuasa.
Pohon akan dan harus menjadi pohon yang sebenar-benarnya.
Bunga akan dan harus menjadi bunga yang sebenar-benarnya.
Burung akan dan harus menjadi burung yang sebenar-benarnya.
Harimau akan dan harus menjadi Harimau yang sebenar-benarnya.
Matahari harus menjadi Matahari dan Bulan harus menjadi Bulan.
Angkasa, Udara, Angin, Api, Air, dan Tanah akan dan harus menjalankan fungsi dan tugas dengan sebaik-baiknya,,,
semua saling mengHORMATi dan meLENGKAPi sesuai dengan aturannya masing-masing.
Secara langsung ataupun tidak, ajaran tersebut sangat menentukan sikap
masyarakat yang hidup berbangsa dan bernegara, bahwa mereka begitu
menghormati dan menghargai segala sistem dan sub-sistem yang menunjang
pembentukan kualitas hidup di jagat kehidupan.
",,,Kaula lain nyembah ka Beusi tapi muja ka Rasi
Kaula lain nyembah ka Batu tapi muja ka Ratu
Kaula lain nyembah ka Dewa tapi muja ka Rama
Kaula lain beunang ku hayang lain kudu ku embung, tapi kitu anu sakuduna hirup di nagara (di dunya),,, "
(artinya)
Saya bukan menyembah Besi tetapi memuja Rasi (Datu)
Saya bukan menyembah Batu tetapi memuja Ratu (Maharaja)
Saya bukan menyembah Dewa tetapi memuja Rama
Saya bukan terkena oleh keinginan ataupun ketidak-inginan…tapi begitulah seharusnya hidup di negara (di dunia).
Hidup dalam kemanunggalan (kesatuan dalam kebersamaan) saling
menghormati dan menghargai dalam sebuah keberaturan yang harmonis adalah
idaman (dicita-citakan) bagi segala manusia dan mahluk hidup lainnya,
itulah makna hakiki dari Sembah-Hyang (Seba Hyang atau sembahyang),
maksud dan tujuannya tidak lain demi mengabdikan dan membaktikan diri
terhadap “kemanunggalan dalam semesta kehidupan” (Sang Hyang Tunggal).
_/|\_
Rahayu
Pusat Cahaya
“Adakah tugas hidup manusia yang lebih utama selain membangun kehidupan dalam kebersamaan yang berlandaskan welas-asih,,, ?”
Jika ada, maka ia telah menyembah sesuatu yang ada di luar dirinya dan tersesatlah ia sejauh-jauhnya.
Menyembah adalah “tunduk dan hormat” yang maknanya setara dengan “saling menghormati dan menghargai” dalam posisi dan tugasnya masing-masing sebagai utusan yang dihadirkan oleh Yang Maha Kuasa.
Pohon akan dan harus menjadi pohon yang sebenar-benarnya.
Bunga akan dan harus menjadi bunga yang sebenar-benarnya.
Burung akan dan harus menjadi burung yang sebenar-benarnya.
Harimau akan dan harus menjadi Harimau yang sebenar-benarnya.
Matahari harus menjadi Matahari dan Bulan harus menjadi Bulan.
Angkasa, Udara, Angin, Api, Air, dan Tanah akan dan harus menjalankan fungsi dan tugas dengan sebaik-baiknya,,,
semua saling mengHORMATi dan meLENGKAPi sesuai dengan aturannya masing-masing.
Secara langsung ataupun tidak, ajaran tersebut sangat menentukan sikap masyarakat yang hidup berbangsa dan bernegara, bahwa mereka begitu menghormati dan menghargai segala sistem dan sub-sistem yang menunjang pembentukan kualitas hidup di jagat kehidupan.
",,,Kaula lain nyembah ka Beusi tapi muja ka Rasi
Kaula lain nyembah ka Batu tapi muja ka Ratu
Kaula lain nyembah ka Dewa tapi muja ka Rama
Kaula lain beunang ku hayang lain kudu ku embung, tapi kitu anu sakuduna hirup di nagara (di dunya),,, "
(artinya)
Saya bukan menyembah Besi tetapi memuja Rasi (Datu)
Saya bukan menyembah Batu tetapi memuja Ratu (Maharaja)
Saya bukan menyembah Dewa tetapi memuja Rama
Saya bukan terkena oleh keinginan ataupun ketidak-inginan…tapi begitulah seharusnya hidup di negara (di dunia).
Hidup dalam kemanunggalan (kesatuan dalam kebersamaan) saling menghormati dan menghargai dalam sebuah keberaturan yang harmonis adalah idaman (dicita-citakan) bagi segala manusia dan mahluk hidup lainnya, itulah makna hakiki dari Sembah-Hyang (Seba Hyang atau sembahyang), maksud dan tujuannya tidak lain demi mengabdikan dan membaktikan diri terhadap “kemanunggalan dalam semesta kehidupan” (Sang Hyang Tunggal).
_/|\_
Rahayu
“Adakah tugas hidup manusia yang lebih utama selain membangun kehidupan dalam kebersamaan yang berlandaskan welas-asih,,, ?”
Jika ada, maka ia telah menyembah sesuatu yang ada di luar dirinya dan tersesatlah ia sejauh-jauhnya.
Menyembah adalah “tunduk dan hormat” yang maknanya setara dengan “saling menghormati dan menghargai” dalam posisi dan tugasnya masing-masing sebagai utusan yang dihadirkan oleh Yang Maha Kuasa.
Pohon akan dan harus menjadi pohon yang sebenar-benarnya.
Bunga akan dan harus menjadi bunga yang sebenar-benarnya.
Burung akan dan harus menjadi burung yang sebenar-benarnya.
Harimau akan dan harus menjadi Harimau yang sebenar-benarnya.
Matahari harus menjadi Matahari dan Bulan harus menjadi Bulan.
Angkasa, Udara, Angin, Api, Air, dan Tanah akan dan harus menjalankan fungsi dan tugas dengan sebaik-baiknya,,,
semua saling mengHORMATi dan meLENGKAPi sesuai dengan aturannya masing-masing.
Secara langsung ataupun tidak, ajaran tersebut sangat menentukan sikap masyarakat yang hidup berbangsa dan bernegara, bahwa mereka begitu menghormati dan menghargai segala sistem dan sub-sistem yang menunjang pembentukan kualitas hidup di jagat kehidupan.
",,,Kaula lain nyembah ka Beusi tapi muja ka Rasi
Kaula lain nyembah ka Batu tapi muja ka Ratu
Kaula lain nyembah ka Dewa tapi muja ka Rama
Kaula lain beunang ku hayang lain kudu ku embung, tapi kitu anu sakuduna hirup di nagara (di dunya),,, "
(artinya)
Saya bukan menyembah Besi tetapi memuja Rasi (Datu)
Saya bukan menyembah Batu tetapi memuja Ratu (Maharaja)
Saya bukan menyembah Dewa tetapi memuja Rama
Saya bukan terkena oleh keinginan ataupun ketidak-inginan…tapi begitulah seharusnya hidup di negara (di dunia).
Hidup dalam kemanunggalan (kesatuan dalam kebersamaan) saling menghormati dan menghargai dalam sebuah keberaturan yang harmonis adalah idaman (dicita-citakan) bagi segala manusia dan mahluk hidup lainnya, itulah makna hakiki dari Sembah-Hyang (Seba Hyang atau sembahyang), maksud dan tujuannya tidak lain demi mengabdikan dan membaktikan diri terhadap “kemanunggalan dalam semesta kehidupan” (Sang Hyang Tunggal).
_/|\_
Rahayu

Tidak ada komentar:
Posting Komentar